UKIR PRESTASIMU SETINGGI MUNGKIN DAN JANGAN LUPA BERDO'A SERTA USAHA YANG MAKSIMAL UNTUK MERAIHNYA
Selasa, 23 Desember 2008
Senin, 22 September 2008
PENGERTIAN JURNALISTIK
Pengertian istilah jurnalistik dapat ditinjau dari tiga sudut pandang: harfiyah, konseptual, dan praktis.
Secara harfiyah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day). Asal-muasalnya dari bahasa Yunani kuno, “du jour” yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak.
Secara konseptual, jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang: sebagai proses, teknik, dan ilmu.
1. Sebagai proses, jurnalistik adalah “aktivitas” mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan (jurnalis).
2. Sebagai teknik, jurnalistik adalah “keahlian” (expertise) atau “keterampilan” (skill) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature) termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara.
3. Sebagai ilmu, jurnalistik adalah “bidang kajian” mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa. Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied science) yang dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan dinamika masyarakat itu sendiri. Sebaga ilmu, jurnalistik termasuk dalam bidang kajian ilmu komunikasi, yakni ilmu yang mengkaji proses penyampaian pesan, gagasan, pemikiran, atau informasi kepada orang lain dengan maksud memberitahu, mempengaruhi, atau memberikan kejelasan.
Secara praktis, jurnalistik adalah proses pembuatan informasi atau berita (news processing) dan penyebarluasannya melalui media massa. Dari pengertian kedua ini, kita dapat melihat adanya empat komponen dalam dunia jurnalistik: informasi, penyusunan informasi, penyebarluasan informasi, dan media massa.
Informasi : News & Views
Informasi adalah pesan, ide, laporan, keterangan, atau pemikiran. Dalam dunia jurnalistik, informasi dimaksud adalah news (berita) dan views (opini).
Berita adalah laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita (news values) –aktual, faktual, penting, dan menarik. Berita disebut juga “informasi terbaru”. Jenis-jenis berita a.l. berita langsung (straight news), berita opini (opinion news), berita investigasi (investigative news), dan sebagainya.
Views adalah pandangan atau pendapat mengenai suatu masalah atau peristiwa. Jenis informasi ini a.l. kolom, tajukrencana, artikel, surat pembaca, karikatur, pojok, dan esai.
Ada juga tulisan yang tidak termasuk berita juga tidak bisa disebut opini, yakni feature, yang merupakan perpaduan antara news dan views. Jenis feature yang paling populer adalah feature tips (how to do it feature), feature biografi, feature catatan perjalanan/petualangan, dan feature human interest.
Penyusunan Informasi
Informasi yang disajikan sebuah media massa tentu harus dibuat atau disusun dulu. Yang bertugas menyusun informasi adalah bagian redaksi (Editorial Department), yakni para wartawan, mulai dari Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana, Redaktur Desk, Reporter, Fotografer, Koresponden, hingga Kontributor.
Pemred hingga Koresponden disebut wartawan. Menurut UU No. 40/1999, wartawan adalah “orang yang melakukan aktivitas jurnalistik secara rutin”. Untuk menjadi wartawan, seseorang harus memenuhi kualifikasi berikut ini:
1. Menguasai teknik jurnalistik, yaitu skill meliput dan menulis berita, feature, dan tulisan opini.
2. Menguasai bidang liputan (beat).
3. Menguasai dan menaati Kode Etik Jurnalistik.
Teknis pembuatannya terangkum dalam konsep proses pembuatan berita (news processing), meliputi:
1. News Planning = perencanaan berita. Dalam tahap ini redaksi melakukan Rapat Proyeksi, yakni perencanaan tentang informasi yang akan disajikan. Acuannya adalah visi, misi, rubrikasi, nilai berita, dan kode etik jurnalistik. Dalam rapat inilah ditentukan jenis dan tema-tema tulisan/berita yang akan dibuat dan dimuat, lalu dilakukan pembagian tugas di antara para wartawan.
2. News Hunting = pengumpulan bahan berita. Setelah rapat proyeksi dan pembagian tugas, para wartawan melakukan pengumpulan bahan berita, berupa fakta dan data, melalui peliputan, penelusuran referensi atau pengumpulan data melalui literatur, dan wawancara.
3. News Writing = penulisan naskah. Setelah data terkumpul, dilakukan penulisan naskah.
4. News Editing = penyuntingan naskah. Naskah yang sudah ditulis harus disunting dari segi redaksional (bahasa) dan isi (substansi). Dalam tahap ini dilakukan perbaikan kalimat, kata, sistematika penulisan, dan substansi naskah, termasuk pembuatan judul yang menarik dan layak jual serta penyesuaian naskah dengan space atau kolom yang tersedia.
Setelah keempat proses tadi dilalui, sampailah pada proses berikutnya, yakni proses pracetak berupa Desain Grafis, berupa lay out (tata letak), artistik, pemberian ilustrasi atau foto, desain cover, dll. Setelah itu langsung ke percetakan (printing process).
Penyebarluasan Informasi
Yakni penyebarluasan informasi yang sudah dikemas dalam bentuk media massa (cetak). Ini tugas bagian marketing atau bagian usaha (Business Department) –sirkulasi/distribusi, promosi, dan iklan. Bagian ini harus menjual media tersebut dan mendapatkan iklan.
Media Massa
Media Massa (Mass Media) adalah sarana komunikasi massa (channel of mass communication). Komunikasi massa sendiri artinya proses penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak (publik) secara serentak.
Ciri-ciri (karakteristik) medi massa adalah disebarluaskan kepada khalayak luas (publisitas), pesan atau isinya bersifat umum (universalitas), tetap atau berkala (periodisitas), berkesinambungan (kontinuitas), dan berisi hal-hal baru (aktualitas).
Jenis-jenis media massa adalah Media Massa Cetak (Printed Media), Media Massa Elektronik (Electronic Media), dan Media Online (Cybermedia). Yang termasuk media elektronik adalah radio, televisi, dan film. Sedangkan media cetak –berdasarkan formatnya— terdiri dari koran atau suratkabar, tabloid, newsletter, majalah, buletin, dan buku. Media Online adalah website internet yang berisikan informasi- aktual layaknya media massa cetak.
Produk Utama Jurnalistik: Berita
Aktivitas atau proses jurnalistik utamanya menghasilkan berita, selain jenis tulisan lain seperti artikel dan feature.
Berita adalah laporan peristiwa yang baru terjadi atau kejadian aktual yang dilaporkan di media massa.
Tahap-tahap pembuatannya adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan fakta dan data peristiwa yang bernilai berita –aktual, faktual, penting, dan menarik—dengan “mengisi” enam unsur berita 5W+1H (What/Apa yang terjadi, Who/Siapa yang terlibat dalam kejadian itu, Where/Di mana kejadiannya, When/Kapan terjadinya, Why/Kenapa hal itu terjadi, dan How/Bagaimana proses kejadiannya)
2. Fakta dan data yang sudah dihimpun dituliskan berdasarkan rumus 5W+1H dengan menggunakan Bahasa Jurnalistik –spesifik= kalimatnya pendek-pendek, baku, dan sederhana; dan komunikatif = jelas, langsung ke pokok masalah (straight to the point), mudah dipahami orang awam.
3. Komposisi naskah berita terdiri atas: Head (Judul), Date Line (Baris Tanggal), yaitu nama tempat berangsungnya peristiwa atau tempat berita dibuat, plus nama media Anda, Lead (Teras) atau paragraf pertama yang berisi bagian paling penting atau hal yang paling menarik, dan Body (Isi) berupa uraian penjelasan dari yang sudah tertuang di Lead.
Mengenal JURNALISTIK
Siapa yang menguasai informasi maka ia akan menguasai dunia. pameo ini sering kali diungkapkan untuk menekankan pentingnya informasi. Menguasai informasi tidak hanya melihat apa yang tertulis, tapi jauh dari itu, kita juga harus mengamati sesuatu yang tersirat dari tulisan yang kita baca. Dibawah ini saya tuliskan jenis-jenis tulisan yang ada di media
Tajuk
Tajuk sering juga disebut induk karangan (berasal dari bahasa belanda hoofd artikel), editorial atau leader (Istilah ini banyak di gunakan di negara yang pernah dipengaruhi Inggris misalnya the economist sedangkan istilah editorial umumnya dipakai oleh penerbitan Amerika). Seperti halnya berita dan kolom, tajuk seringkali dijadikan acuan kewibawaan sebuah media, hal; ini terjadi karena tajuk mewakili opini/sikap media yang berada di belakang media tersebut.
Bentuk-bentuk tajuk dapat berupa sekedar memberikan informasi, menjelaskan atau memberikan intrepretasi mengenai sebuah kejadian, argumentatif, sifatnya analitis, mendorong Aksi, bersifat jihad, persuasive, memuji ataupun menghibur.
Kolom
Kolom sebagai forum diskusi mempunyai tempat terpandang dalam pers
Kolom biasanya bercorak komis,komedis, anekdotis atau humoris, bahkan sarkastis atau bisa satiris. sehingga jenis tulisan ini lebih otonom.
Tema kolom bisa sama dengan laporan utama, tapi bisa juga tidak. Dalam koran dikenali kekhususannya karena letak halamannya (editorial page), halaman ini biasanya diletakkan pula tajuk rencana dan opini para tokoh masyarakat yang bisa berbeda nadanya dengan editorial (opposite editorial).
Isi kolom bisa bermacam-macam, mulai dari analisa, renungan atau sekedar komentar.
Pojok
Berisi komentar singkat mengenai topik yang sedang hangat. Komentar bisa humor, namun punya sindiran tajam. Jenis ini misalnya Berabe untuk Harian Kedaulatan Rakyat, Pecut untuk Jawa Pos, dsb.
Opini
Tulisan berupa opini berisi gagasan, ulasan, dan kritik terhadap sebuah permasalah yang ditulis dalam bahasa ilmiah populer. Tulisan ini juga menyediakan solusi.
Memilah perbedaan antara fakta dan opini melahirkan jurnalisme evaluatif (berperan mengevaluasi birokrasi, para pejabat pemerintah dan realitas sosial yang lain) serta jurnalisme partisan (memperjuangkan kebenaran versi media bersangkutan).
Berita
Secara sederhana, berita mengandung unsur 5W + 1H (what, why, when, where, who dan how). Berita mengandung muatan nilai dan kepentingan dari pengasuh (manajemen, wartawan, karyawan), pendukung (pembaca, pemasang iklan), sehingga setiap kelompok penerbitan punya visi dan misi tertentu, meski dikemas dengan label independent.
Fungsi pemberitaan bukanlah untuk memperingatkan, menginstruksikan maupun membuat tercengang pembacanya. Berita harus bermanfaat tidak hany memberitahu saja. Agar bermanfaat berita diusahakan sebagai pengetahuan umum dan alat kontrol sosial.
Batasan berita mengatakan when a dog bites a man that’s not news but when a man bites a dog that is news. Filosofi berita semacam ini bertolak dari negatif thinking, filosofi ini banyak dianut oleh pers liberal. Dan biasanya memakai motto bad news is a good news. Unsur-unsur kelayakan berita meliputi unsur akibat, jarak, prominence, drama, konflik, keanehan, baru (aktual). Dalam praktek nilai berita diukur dengan angka, skor tertinggi untuk nilai penting dan aktual misalnya cocok untuk rubrik laporan utama, sedangkan manusiawinya menonjol cocok untuk berita kisah (feature).
Secara fisik, unsur berita terdiri atas : headline (bisa juga dilengkapi anak judul), dateline (menampilkan nama media, tempat dan tanggal2 ), lead dan body.
Secara umum struktur penulisan berita terdiri atas bentuk piramida terbalik (cocok untuk straigh news) dan blok (sosok untuk feature). Ragam berita meliputi berita langsung (straigh news), berita ringan (soft news), berita kisah (feature), kolom (coulomn), pojok dan editorial.
Selasa, 10 Juni 2008
SEMINAR NOTONAGORO
Rangkuman Sessi I Bidang Filsafat, Ideologi, Sosial Budaya, dan Pendidikan Pembicara: Moderator: Drs. Joko Pitoyo Kondisi paradoks pada berbagai aras kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai akibat derasnya globalisasi, telah menjadikan kurangnya wacana tentang Pancasila baik pada aras politik, budaya dan akademis. Dr. Kaelan melihat bahwa keadaan tersebut disebabkan oleh adanya kekacauan epistemologis dalam pemahaman tentang Pancasila. Tawaran yang diajukan untuk merevitalisasi nilai-nilai Pancasila adalah dengan mengembangkan nilai-nilai Pancasila melalui pengembangan Pancasila sebagai kerangka dasar pengembangan dasar epistemis ilmu; Pancasila sebagai landasan etis bagi pengembangan ilmu; Pancasila sebagai landasan filosofis pengembangan pendidikan yang berkepribadian Indonesia; dan nilai-nilai Pancasila sebagai sumber nilai dalam realisasi normative dan praksis kehidupan bernegara dan berbangsa. Dengan demikian Pancasila sebagai sebuah system nilai semakin dapat dielaborasi lebih jauh. Dr. M Sastrapratedja dalam perspektif budaya, berpegang pada “visi ke depan” yang dikemukakan oleh Prof Notonagoro, dan kerangka pemahaman cultural Pierre Bourdieu, memandang bahwa untuk mengkontektualisasi dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dibutuhkan suatu “mediasi”, dan melaluinya Pancasila dapat menjadi “habitus” bangsa Indonesia. Pancasila diharapkan menjadi perantara antara budaya objektif dan budaya subjektif. Dalam konteks Indonesia masa kini dan masa depan, pengembangan institusionalisasi nilai-nilai Pancasila meski mempertimbangkan perspektif multikulturalisme, unsur-unsur dan proses konstruksi identitas nasional, yang semuanya harus bermuara pada tujuan untuk semakin memanusiakan masyarakat Indonesia. Habitus yang diharapkan terbangun adalah sikap dasar yang mampu menghargai dan lebih toteran pada perbedaan cultural dan religius, menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, mengembangkan budaya demokratis, dan menciptakan keadilan social. Dalam konteks inilah sebuah “visi ke depan” menjadi penting. Terkait dengan proses institusionalisasi nilai-nilai Pancasila yang bervisi ke depan, Dr Sofyan Effendi memandang bahwa Pendidikan Tinggi memiliki peran dan fungsi yang strategis. Dengan berpijak pada identitas UGM sebagai universitas perjuangan yang secara histories mengemban pengembangan kajian-kajian tentang Pancasila, Sofyan Effendi memaparkan pentingnya dilakukan penyesuaian-penyesuaian structural dan mekanisme kelembagaan universitas, menyangkut kurikulum dan system administrasi akademik, yang memberi jaminan bagi tersedianya ruang kelembagaan bagi aktualisasi identitas, jati diri, dan nilai-nilai Pancasila. Dan dengan demikian, UGM sebagai institusi yang culture conserving, culture creating, dan civilizing institution akan semakin memberi dukungan pada kemampuan analisis lintas disipliner dan bahkan “non disipliner”. Dengan demikian tugas UGM sebagai universitas perjuangan mendapat peneguhan atas visi dan dasar moralnya untuk menghadapi tantangan jaman ke depan, yang di samping dituntut untuk membangun body of knowledge IPTEKS yang berparadigma Pancasila dan Filsafat Pancasila, juga dituntut untuk melahirkan putra-putri bangsa yang menguasai IPTEKS dan mampu menerjemahkan nilai-nilai universal ke dalam budaya bangsa sendiri. Rangkuman Sessi II Bidang Hukum, Politik, Pemerintahan, Pertahanan Keamanan dan Ekonomi Pembicara: Moderator: Ideologi sangat penting, agar individu atau kolektivitas tersebut selalu konsisten dalam langkah dan pemikirannya serta tidak kehilangan arah. Ideologi yang tidak bertumpu pada nilai-nilai universal yang dapat menjamin kehidupan yang bermartabat (freedom to live in dignity) justru akan manimbulkan penderitaan kepada umat manusia. Menurut Prof. Dr. Muladi S.H., dalam kontekstualisasi dan implementasi Pancasila dalam Bidang Hukum, Pertahanan dan Keamanan, Pancasila dapat dijadikan sebagai margin of appreciation akan mengandung fungsi-fungsi sebagai: the line at which supervision should give way to State’s discretion in enacting or enforcing its law; striking(menemukan) a balance between a right quaranteed and a permitted derogation (or limitation); Move principle of justification than interpretation; Preventing unneccesarry restriction ; To avoid damaging dispute; A Uniform Standard of Protection ; Gives flexibility needed to avoid damaging confrontantions. Peranan Pancasila sebagai margin of appreciation di bidang hukum akan mewarnai segala sub sistem di bidang hukum, baik substansi hukum yang bernuansa “law making process”; struktur hukum yang banyak bersentuhan dengan “law enforcement” maupun budaya hukum yang berkaitan dengan “law awareness”. Peranan Pancasila sebagai margin of appreciation yang mengendalikan kontekstualisasi dan implementasinya telah terjadi: (1) Pada saat dimantabkan dalam Pembukaan UUD 1945 pada saat 4 kali proses amandemen; (2) Pada saat merumuskan HAM dalam hukum positif Indonesia; Dr. Bambang Kesowo, S.H. berpandangan bahwa Pancasila yang hanya dipandang sebagai alat pemersatu dalam era pasca kemerdekaan, yang karena kondisi obyektif bangsa masih berlanjut seperti tujuan penumbuhan paham kebangsaan tadi, pada gilirannya memang kurang menguntungkan, dan secara kurang proporsional telah meredusir peran dan fungsinya sebagai dasar negara. Sekarang diperlukan semacam konsensus politik yang baru dan jelas di tataran nasional untuk bersama-sama menata kembali dasar dan tatanan kehidupan kebangsaan dan kenegaraan ini. Sasarannya adalah mempertegas kembali kedudukan, peran dan fungsi Pancasila sebagai ideologi negara beserta semua wawasan nasional yang merupakan jabarannya. Apapun cara, forum dan bentuknya, pada akhirnya perlu ada produk yang secara hukum memiliki kekuatan mengikat seluruh komponen bangsa. Dalam mengkontekstualisasi dan mengimplementasi Pancasila dalam Bidang Ekonomi oleh Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, berpendapat bahwa Pancasila harus dapat ditafsir/interpretasi dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang ekonomi! Ini terus dikembangkan dengan prinsip dasar yg tetap namun terbuka untuk interpretasi yang kontekstual sejalan berkembangnya peradaban. Pilar Sistem Ekonomi Pancasila meliputi: (1) ekonomika etik dan ekonomika humanistik (dasar), Mengapa nilai-nilai Pancasila yang jelas-jelas tidak menanamkan nafsu keserakahan, anti-ketidakdilan dan anti-kesenjangan tidak diimplementasikan oleh mereka-mereka yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan tersebut? Bagaimana Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa, termasuk sebagai filsafat ekonomi, mampu menjawab persoalan-persaoalan ekonomi demikian? Jawabnya: Pengalaman masa lalu yang berupa penyalahgunaan Pancasila oleh vested interest group; Rendahnya upaya dan kemamuan untuk menafsirkan Pancasila dalam bidang ekonomi yang lebih banyak berkiblat ke kapitalisme; Tidak ada keteladanan; Kebijakan pemerintah sendiri menyimpangi Pancasila; Social punishment & law enforcement yang rendah. Langkah yang perlu dilakukan adalah perlu digalakkan kembali penanaman nilai-nilai Pancasila melalui proses pendidikan dan keteladanan. Perlu dimunculkan gerakan penyadaran agar ilmu ekonomi ini dikembangkan ke arah ekonomi yg humanistik, bukan sebaliknya mengajarkan keserakahan & mendorong persaingan yang saling mematikan utk memuaskan kepentingan sendiri . Ini dilakukan guna mengimbangi ajaran yg mengedepankan kepentingan pribadi, yang melahirkan manusia sebagai manusia ekonomi (homo ekonomikus), telah melepaskan manusia dari fitrahnya sebagai makhluk sosial (homo socius) dan mahluk beretika (homo ethicus). (Adm) *) Perangkum Sessi I : Drs. Sindung Tjahyadi, M.Hum., dosen bagian filsafat timur Fakultas FIlsafat UGM. | |
Update terakhir ( Selasa, 07 Februari 2006 ) diposting oleh " IMAM WAHYUDIN " |
Selasa, 03 Juni 2008
SISTEMA RESPIRATORIUS
Selanjutnya, lapisan mukus yang mengandung faktor-faktor yang mungkin efektif sebagai pertahanan, yaitu immunoglobulin (terutama IgA), PMNs, interferon, dan antibodi spesifik. Refleks batuk merupakan suatu mekanisme lain yang lebih kuat untuk mendorong sekresi ke atas sehingga dapat ditelan atau dikeluarkan.Makrofag alveolar merupakan pertahanan yang paling akhir dan paling penting terhadap invasi bakteri ke dalam pulmo. Makrofag alveolar merupakan sel fagositik dengan ciri-ciri khas dapat bermigrasi dan mempunyai sifat enzimatik, Sel ini bergerak bebas pada permukaan alveolus dan meliputi serta menelan benda atau bakteri. Sesudah meliputi partikel mikroba maka enzim litik yang terdapat dalam makrofag akan membunuh dan mencernakan mikroorganisme tersebut tanpa menimbulkan reaksi peradangan yang nyata.Proses fisiologis respirasi di mana oksigen dipindahkan dari udara ke dalam jaringan-jaringan, dan karbon dioksida dikeluarkan ke udara ekspirasi dapat dibagi menjadi tiga stadium.
1. Stadium ventilasi, yaitu masuknya campuran gas-gas ke dalam dan ke luar pulmo.
2. Stadium transportasi, yang terdiri dari beberapa aspek :
HUBUNGAN VENTILASI-PERFUSI
Pemindahan gas secara efektif antara alveolus dan kapiler pulmo membutuhkan distribusi udara dalam pulmo dan perfusi (aliran darah) dalam kapiler. Dengan kata lain, ventilasi dan perfusi dari unit pulmoner harus sesuai. Pada orang normal dengan posisi tegak dan keadaan istirahat maka ventilasi dan perfusi hampir seimbang kecuali pada apex pulmo. Sirkulasi pulmoner yang bertekanan dan resistensi rendah mengakibatkan aliran darah di basis pulmo lebih besar daripada di bagian apex pulmo, disebabkan pengaruh gravitasi. Tetapi ventilasinya cukup merata. Nilai rata-rata rasio antara ventilasi terhadap perfusi (V/Q) adalah 0,13. Angka ini didapatkan dari rasio rata-rata laju ventilasi alveolar normal (4 liter/menit) dibagi dengan curah jantung normal (5 liter/menit). keadaan normal dari ventilasi dan perfusi pulmo yang seimbang mendekati nilai 0,8.Kebanyakan penyakit respirasi mengalami ketidakseimbangan antara proses ventilasi-perfusi. Akibatnya ventiIasi terbuang sia-sia (V/Q = tak terhingga). Unit respirasi abnormal yang ke dua merupakan shunt unit, di mana tak ada ventilasi, tetapi perfusi normal, sehingga perfusi terbuang sia-sia (V/Q = 0). Unit yang terakhir merupakan unit diam, di mana tidak ada ventilasi dan perfusi. Tentu saja terdapat variasi-variasi di antara ke tiga kasus ekstrim tersebut, tergantung dari keseimbangan secara menyeluruh antara ventilasi dan perfusi pulmo. Penyakit pulmo dan gangguan fungsional respirasi dapat diklasifikasikan secara fisiologis sesuai dengan jenis penyakit yang dialami, apakah menimbulkan shunt yang besar (V/Q = 0,8).
TRANSPOR OKSIGEN DALAM DARAH
Oksigen dapat ditranspor dari pulmo ke jaringan melalui dua jalan :(a) secara fisik larut dalam plasma.(b) secara kimia berikatan dengan hemoglobin sebagai oksihemoglobin (HbO2),ikatan kimia oksigen dan hemoglobin ini bersifat reversibel.Jumlah sungguhnya yang diangkut dalam bentuk ini mempunyai hubungan nonlinear dengan PA O2 (tekanan parsial oksigen dalam darah arteri), yang ditentukan oleh jumlah oksigen yang secara fisik larut dalam plasma darah. Sebaliknya, jumlah oksigen yang secara fisik larut dalam plasma mempunyai hubungan langsung dengan tekanan parsial oksigen dalam alveolus (Pal O2). Dan tergantung dari daya larut oksigen dalam plasma. Jumlah oksigen yang dalam keadaan normal larut secara fisik sangat kecil karena daya larut oksigen dalam plasma yang rendah. Hanya sekitar 1% dari jumlah oksigen total ang ditranspor ke jaringan-jaringan ditranspor dengan cara ini. Cara transpor seperti ini tidak mempertahankan hidup walaupun dalam keadaan istirahat sekalipun. Sebagian besar oksigen diangkut oleh hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah. Dalam keadaan tertentu (misalnya : keracunan karbon monoksida atau hemolisis masif di mana terjadi insufisiensi hemoglobin maka oksigen yang cukup untuk mempertahankan hidup dapat ditranspor dalam bentuk larutan fisik dengan memberikan oksigen dengan tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atmosfir (ruang oksigen hiperbarik).Satu gram hemoglobin dapat berikatan dengan 1,34 ml oksigen. Karena konsentrasi hemoglobin rata-rata dalam darah pada pria dewasa besarnya sekitair 15gr/100 ml, maka 100 ml darah dapat mengangkut (15 x 1,34 = 20,1) 20,1 ml oksigen kalau darah jenuh sekali (Sa O2 = 100%). Tetapi darah yang sudah teroksigenisasi dan meninggalkan kapiler pulmo mendapatkan sedikit tambahan darah vena yang merupakan darah campuran, dari sirkulasi bronchial. Proses pengenceran ini yang menjadi penyebab sehingga darah yang meninggalkan pulmo hanya jenuh 97%, dan 19,5% volume diangkut ke jaringan. Pada tingkat jaringan, oksigen mengalami disosiasi dari hemoglobin dan berdifusi ke dalam plasma.Dari plasma, oksigen masuk ke sel-sel jaringan tubuh untuk memenuhi kebutuhan jaringan-jaringan yang bersangkutan. Meskipun sekitar 75% dari hemoglobin masih berikatan dengan oksigen pada waktu hemoglobin kembali ke pulmo dalam bentuk darah vena campuran. Jadi sesungguhnya hanya sekitar 25% oksigen dalam darah arteri yang digunakan untuk keperluan jaringan. Hemoglobin yang melepaskan oksigen pada tingkat jaringan disebut hemoglobin tereduksi (Hb). Hemoglobin tereduksi berwarna ungu dan menyebabkan warna kebiruan pada darah vena, seperti yang kita lihat pada vena superfisial, misalnya pada tangan. Sedangkan oksihemoglobin (hemoglobin yang berikatan dengan oksigen) berwarna merah terang dan menyebabkan warna kemerahhan pada darah arteri.
TRANSPORT KARBON DIOKSIDA DALAM DARAH
Transport CO2 dari jaringan kepulmo melalui tiga cara berikut:(a) Secara fisik larut dalam plasma (10 %).(b) Berikatan dengan gugus amino pada Hb dalam sel darah merah (20%).(c) Ditransport sebagai bikarbonat plasma (70%).Karbon dioksida berikatan dengan air dengan reaksi seperti dibawah ini:CO2 + H2O = H2CO3 = H+ + HCO3-Reaksi ini reversibel dan dikenal dengan nama persamaan dapa asam bikarbonat-asam karbonik. Hiperventilasi adalah ventilasi alveolus dalam keadaan kebutuhan metabolisme berlebihan alkalosis sebagai akibat eksresi CO2 berlebihan ke pulmo. Hipoventilasi adalah ventilasi alveoli yang tak dapat memenuhi kebutuhan metabolisme, sebagai akibat dari retensi CO2 oleh pulmo.
PENGATURAN RESPIRASI
Pusat pengontrolan respirasi berada di medulla oblongata dan pons medulla. Secara garis besar pulmo memiliki fungsi sebagai berikut:(a) Adanya permukaan gas-gas yaitu mengalirkan oksigen dari udara atmosfer kedarah vena dan mengeluarkan gas karbondioksida dari alveoli keudara atmosfer.(b) Menyaring bahan beracun dari sirkulasi.(c) Reservoir darah.(d) Sebagai tempat pertukaran gas-gas
KONDISI PATOLOGIS
Telah disinggung sebelumnya bahwa organ respirasi bagian bawah lebih luas dari bagian atas sehingga organ bawah lebih rentan akan kondisi patologis. Hiperventilasi alveolar adalah keadaan dimana konsentrasi CO2 yang masuk meningkat dan merangsang kemoreseptor untuk meningkatkan ventilasi. Hiperventilasi juga dapat terjadi saat anxietas dan saat berada di dataran tinggi, dimana tekanan O2 rendah yang akan menuju ke rangsangan hipoksia dari kemoreseptor periferal.Sedangkan hipoventilasi alveolar dapat terjadi pada beberapa situasi seperti penyakit pada SSP, konsumsi obat-obatan, kelemahan atau kelumpuhan otot pernapasan, dan saat resistensi tinggi sehingga timbul kelelahan otot pernapasan. Hipoventilasi alveolar ini dapat mengakibatkan retensi CO2 yang berakhir pada penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Peningkatan ruang mati fisiologi biasanya ditemukan pada pasien dengan PPOK dan emboli paru.Berikut di bawah ini beberapa kondisi yang sering terjadi :RHinitis InfeksiosaRhinitis infeksiosa biasanya disebabkan oleh infeksi pada saluran pernafasan bagian atas, baik oleh bakteri maupun virus. Gejala yang khas untuk rhinitis adalah: hidung terasa gatal hidung meler hidung tersumbatCiri khas dari rhinitis infeksiosa adalah lendir hidung yang bernanah, yang disertai dengan nyeri dan tekanan pada wajah, penurunan fungsi indera penciuman serta batuk. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil tes kulit alergen yang negatif (tidak ditemukan IgE). Pengobatan rhinitis non-alergika berdasarkan penyebabnya: Infeksi karena virus biasanya akan membaik dengan sendirinya dalam waktu 7-10 hari; sedangkan infeksi bakteri memerlukan terapi antibiotik. Untuk status hipotiroid perbatasan, bisa diberikan ekstrak tiroid. Rhinitis karena kehamilan biasanya akan berakhir pada saat persalinan tiba. Untuk mengatasi rhinitis akibat pil KB sebaiknya pemakaian pil KB dikurangi atau diganti dengan kontrasepsi lainnya. Obat-obatan yang bisa diberikan untuk meringankan gejala rhinitis: • Obat tetes hidung yang mengandung corticosteroid (untuk mengurangi peradangan) • Obat tetes hidung yang mengandung simpatomimetik (untuk mengurangi pembengkakan dan penyumbatan hidung).
SINUSITIS
Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus, bakteri maupun jamur. Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis, frontalis atau sfenoidalis).Sinusitis bisa bersifat akut (berlangsung selama 3 minggu atau kurang) maupun kronis (berlangsung selama 3-8 minggu tetapi dapat berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun). Penyebab sinusitis akut:
• Infeksi virus, sinusitis akut bisa terjadi setelah suatu infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya pilek).
• Bakteri, di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.
• Infeksi jamur, kadang infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut. Aspergillus merupakan jamur yang bisa menyebabkan sinusitis pada penderita gangguan sistem kekebalan. Pada orang-orang tertentu, sinusitis jamur merupakan sejenis reaksi alergi terhadap jamur.
• Peradangan menahun pada saluran hidung. Pada penderita rhinitis alergika bisa terjadi sinusitis akut. Demikian pula halnya pada penderita rhinitis vasomotor.
• Penyakit tertentu, sinusitis akut lebih sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan dan penderita kelainan sekresi lendir (misalnya fibrosis kistik). Penyebab sinusitis kronis:
• Asma• Penyakit alergi (misalnya rhinitis alergika)
• Gangguan sistem kekebalan atau kelainan sekresi maupun pembuangan lendir.Gejala khas dari kelainan pada sinus adalah sakit kepala yang dirasakan ketika penderita bangun pada pagi hari. Sinusitis akut dan kronis memiliki gejala yang sama, yaitu nyeri tekan dan pembengkakan pada sinus yang terkena, tetapi ada gejala tertentu yang timbul berdasarkan sinus yang terkena :
• Sinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi tepat di bawah mata, sakit gigi dan sakit kepala. • Sinusitis frontalis menyebabkan sakit kepala di dahi.
• Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di belakang dan diantara mata serta sakit kepala di dahi. Peradangan sinus etmoidalis juga bisa menyebabkan nyeri bila pinggiran hidung di tekan, berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat.
• Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan dan bisa dirasakan di puncak kepala bagian depan ataupun belakang, atau kadang menyebabkan sakit telinga dan sakit leher.
Gejala lainnya adalah tidak enak badan, demam, letih, lesu, batuk yang mungkin semakin memburuk pada malam hari, hidung meler atau hidung tersumbat. Demam dan menggigil menunjukkan bahwa infeksi telah menyebar ke luar sinus. Selaput lendir hidung tampak merah dan membengkak, dari hidung mungkin keluar nanah berwarna kuning atau hijau.Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap jaringan yang mati tersebut. Pengobatannya meliputi pengendalian diabetes dan pemberian obat anti-jamur amfoterisin B secara intravena (melalui pembuluh darah).
Aspergillosis dan kandidiasis merupakan infeksi jamur pada sinus yang bisa berakibat fatal pada penderita gangguan sistem kekebalan akibat terapi anti-kanker atau penyakit (misalnya leukemia, limfoma, mieloma multipel atau AIDS). Pada aspergillosis, di dalam hidung dan sinus terbentuk polip. Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap polip. Pengobatannya berupa pembedahan sinus dan pemberian amfoterisin B intravena. Diganosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala, foto rontgen sinus dan hasil pemeriksaan fisik. Untuk menentukan luas dan beratnya sinusitis, bisa dilakukan pemeriksaan CT scan. Pada sinusitis maksilaris, dilakukan pemeriksaan rontgen gigi untuk mengetahui adanya abses gigi.Untuk sinusitis akut biasanya diberikan dekongestan untuk mengurangi penyumbatan, antibiotik untuk mengendalikan infeksi bakteri, obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa nyeri. Dekongestan dalam bentuk tetes hidung atau obat semprot hidung hanya boleh dipakai selama waktu yang terbatas (karena pemakaian jangka panjang bisa menyebabkan penyumbatan dan pembengkakan pada saluran hidung). Untuk mengurangi penyumbatan, pembengkakan dan peradangan bisa diberikan obat semprot hidung yang mengandung steroid.Untuk Sinusitis kronis diberikan antibiotik dan dekongestan. Untuk mengurangi peradangan biasanya diberikan obat semprot hidung yang mengandung steroid. Jika penyakitnya berat, bisa diberikan steroid per-oral (melalui mulut). Jika tidak dapat diatasi dengan pengobatan tersebut, maka dilakukan pembedahan. Pada anak-anak, keadaannya seringkali membaik setelah dilakukan pengangkatan adenoid yang menyumbat saluran sinus ke hidung. Pada penderita dewasa yang juga memiliki penyakit alergi kadang ditemukan polip pada hidungnya. Polip sebaiknya diangkat sehingga saluran udara terbuka dan gejala sinus berkurang. Teknik pembedahan yang sekarang ini banyak dilakukan adalah pembedahan sinus endoskopik fungsional.BRONCHITISBronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru). Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan (terutama) organisme yang menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia).Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan saluran pernafasan menahun.Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh debris, asap, asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida, sulfur dioksida dan bromin, polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida, tembakau dan rokok lainnya.Gejalanya berupa batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan), sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan, sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu), sesak, lelah, oedem pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan wajah.Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning. Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau. Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu. Sesak nafas terjadi jika saluran udara tersumbat. Sering ditemukan bunyi nafas mengi, terutama setelah batuk.Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala, terutama dari adanya lendir. Pada pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop akan terdengar bunyi ronki atau bunyi pernafasan yang abnormal. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan adalah tes fungsi paru-paru, gas darah arteri, dan rontgen dada.Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita dewasa bisa diberikan aspirin atau acetaminophen; kepada anak-anak sebaiknya hanya diberikan acetaminophen. Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak cairan. Antibiotik diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukkan bahwa penyebabnya adalah infeksi bakteri (dahaknya berwarna kuning atau hijau dan demamnya tetap tinggi) dan penderita yang sebelumnya memiliki penyakit paru-paru. Kepada penderita dewasa diberikan trimetoprim-sulfametoksazol, tetracyclin atau ampisilin. Erythromycin diberikan walaupun dicurigai penyebabnya adalah Mycoplasma pneumoniae. Kepada penderita anak-anak diberikan amoxicillin. Jika penyebabnya virus, tidak diberikan antibiotik.Jika gejalanya menetap atau berulang atau jika bronkitisnya sangat berat, maka dilakukan pemeriksaan biakan dari dahak untuk membantu menentukan apakah perlu dilakukan penggantian antibiotik.
PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus maupun jamur Penyebab pneumonia adalah
1. Bakteri (paling sering menyebabkan pneumonia pada dewasa):
• Streptococcus pneumoniae
• Staphylococcus aureus
• Legionella
• Hemophilus influenzae
2. Virus: virus influenza, chicken-pox (cacar air)
3. Organisme mirip bakteri: Mycoplasma pneumoniae (terutama pada anak-anak dan dewasa muda)
4. Jamur tertentu. Mikroorganisme itu sampai ke paru-paru bisa melalui inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara yang tercemar, aliran darah dari infeksi di organ tubuh yang lain, migrasi (perpindahan) organisme langsung dari infeksi di dekat paru-paru.Beberapa orang yang rentan (mudah terkena) pneumonia adalah:
1. Peminum alkohol
2. Perokok
3. Penderita diabetes
4. Penderita gagal jantung
5. Penderita penyakit paru obstruktif menahun
6. Gangguan sistem kekebalan karena obat tertentu (penderita kanker, penerima organ cangkokan)
7. Gangguan sistem kekebalan karena penyakit (penderita AIDS).
Gejala-gejala yang biasa ditemukan adalah batuk berdahak kehijauan atau seperti nanah), nyeri dada dan bertambah hebat jika penderita menarik nafas dalam atau terbatuk, menggigil, demam, mudah lelah, sesak nafas, sakit kepala, nafsu makan berkurang, mual dan muntah, tidak enak badan, kekakuan sendi, dan kekakuan otot. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah kulit lembab, batuk darah, nafas cepat, stres, tegang, dan nyeri perut.Pada pemeriksaan dada dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara ronchi. Pemeriksaan penunjang biasanya dilakukan rontgen dada, pemeriksaan sputum, hitung jenis darah, dan gas darah arteri.Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.
KESIMPULAN
Sistem pernapasan manusia terbagi menjadi organ besar yaitu hidung (nasi), tenggorok (larynx), trachea, bronchus, dan paru (pulmo). Sebagian besar sistem pernapasan dilapisi oleh epitel kolumner berlapis bersilia. Cavum nasi pada hidung mempunyai fungsi utama sebagai penyaring debris dari udara yang masuk. Larynx mempunyai fungsi penting untuk membuka jalan pergerakan aliran udara, mencegah material yang akan ditelan masuk ke dalam larynx, dan sebagai penghasil suara. Tracheobranchialis terbagi menjadi zona konduksi dan zona respratori. Pulmo mempunyai fungsi utama sebagai tempat pertukaran udara. Bebrapa contoh penyakit pada sisitem pernapasan pada sebagian besar orang adalah rhinitis infeksiosa, sinusitis, bronchitis, dan pneuomonia.
DAFTAR PUSTAKA
Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Jilid 1 & 2. Edisi 21. 2006. EGC : Jakarta
Rod R. Seeley, Trent D. Stephens, Philip Tate.
Anatomy & Physiology. Mc Graw-Hill : 2003
http://iwansain.wordpress.com/2007/07/25/anfis-saluran-pernafasan/http://medicastore.com/med/detail_pyk.php?idktg=2&judul=Kanker%20Paru&iddtl=6&UID=20080106102218222.124.92.161http://medicastore.com/med/detail_pyk.php?idktg=2&judul=Bronkitis&iddtl=14&UID=20080106102218222.124.92.161http://medicastore.com/med/detail_pyk.php?idktg=2&judul=Pneumonia&iddtl=441&UID=20080106102218222.124.92.161http://medicastore.com/med/detail_pyk.php?idktg=15&judul=Rinitis%20Non-Alergika%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20&iddtl=840&UID=20080106102218222.124.92.161http://medicastore.com/med/detail_pyk.php?idktg=15&judul=Sinusitis&
Senin, 28 April 2008
Senin, 31 Maret 2008
Suara Sahabati ” youre self ” SOSOK WANITA
Wanita identik dengan keperfecan dirinya. Hanya untuk menjaga imagenya agar tetap di nilai baik oleh orang lain, khususnya kaum pria. Tidak jarang dari wanita mempertahankan harga dirinya agar tetap terlihat lebih sempurna oleh semua orang. Untuk melakukan hal semacam itu meka wanita cendrung bersikap manahan keinginannya, untuk melawan perasaan dari berbagai keinginan yang mucul dan terkadang mereka harus berpikir 1000 kali untuk melakukan satu hal yang sebenarnya hal tersebut tidak perlu unutk dipikirkan. Salah satu contoh yaitu dalam memilih pakain yang digunakan, kadang-kadang mereka harus bolak balik memasang buju karena dianggap tidak cocok, hal semacam ini sering terjadi disebabkan terlalu banyak memikirkan hal-hal yang mungkin kita anggap tidak penting, tapi bagi wanita hal sekecil apapun harus diperhatikan demi menjaga yang namanya image. Pada hal kecantikan tidak diukur dari luarnya saja tetapi dari segala segi luar dan dalam, yaitu kecerdasan, ketulusan hati, serta memiliki inerbeauty yang wah....!! adalaha merupakn ukuran dari kesempurnaan wanita.
Jika seseorang memiliki inerbeauty maka kesan dan nilai pada diri wanita secara otomatis berbedas. Bukan berarti seorang wanita tidak bisa tampil gaul dan sebagainya. akan tetapi sebaiknya jangan hanya mempercantik luarnya saja tetapi hal-hal yang lain yang tidak terlihat juga harus diperbaiki agar dapat terlihat sebagai wanita sempurna.
Pesan dari saya. Wanita yang baik dan sempurna adalah wanita yang dapat melestarikan kebudayaan bangsa dan menigkatkan kualitas diri dalam bidang ilmu pengetahuan dan memperbaiki pergaulan kearah yang benar.
PUISI ( sahabati ” AYNI ” )
Kilat berlilit menyambar...
Disaat pena mulai mengalirkan darahnya diatas
Padang pasir tak ternoda....
Hati bisu mulai berkata...
Mata cerah mulai redup....
Padam... karena titian
Embun pagi....
Dendangan lagu tampa syair ...
Tak bernada...
Mengalun jalas dalam tulisan
Pikiran dengan satu mata memandangmu
Hanya kamu ....
Hanya kamu yang terlihat
dalam mata batin ....
pikiran ini....
wahai.... kekasih
separuh nyawaku...
tak tahukah engkau?
Tak tahukah engkau
Akan hati...
Mata...
Dan pikiranku....
Perih.... sakit,
Hai cinta ...!!
Jangan biarkan aku seperti ini,
Tolong akau wahai....
Separuh nyawaku....
Lelah aku lemah,...
Aku lelah .....
aku lemah .....
aku buta ....
aku bisu....
aku tuli ....
tanpamu ....
wahai senyawaku...
GENERASI MUDA SAAT INI
Tradisi semacam ini tidak boleh dikembangkan di negara kita. Sebab apabila taradisi ini terus berkembang itu akan membawa dampak buruk bagi kelestarian budaya bangsa. Bisa kita bayangkan kalau hal-hal semacam itu terus dilestarikan maka lama kelamaan kebudasyaan asli indonesia tidak akan kita jumpai lagi. Pemuda kita saat ini lebih senang mamakai pakaian dari luar negri dari pada mamakai batik yang taleh menjadi ciri kebudayaan indonesia, dan lebih senang dugem kediscotik dari pada melestarikan reok atau jenis lainnya yang menjadi khas kebudayaan sendiri. Jangan salahkan siapapun jika suatu saat kebudayaan asli Indonesia di akui sebagai kebudayaan bangsa lain. Tapi salahkan lah diri kita sendiri yang terlalu banyak mengikuti kebudayaan asing dan melupakan kebudayaan sendiri yang menjadi warisan dari nenek moyang kita.
Sesungguhnya generasi muda kita telah salah tanggap. Mereka mengira kalau kebudayaan asing itu lebih baik dari kebudayaan sendiri. Satu contoh pakaian buka-bukaan yang menjadi trand saat ini, banyak tanggapan kalau tidak memakai pakaian yang buka-bukaan tidak dianggap gaul dan dianggap ketinggalan jaman. Padahal merekalah yang ketinggalan jaman, jika pakaian buka-bukaan dijadiakan tolak ukur untuk menjadi gaul maka mereka kurang gaul dari orang-orang Irian jaya dan papua yang hanya mengenakan daunan dan koteka saja.
Senin, 10 Maret 2008
Sabtu, 01 Maret 2008
LITERATUR BUSUNG LAPAR
Selasa, 7 Juni, 2005 oleh: Siswono
Penyakit Busung Lapar Akibat Posyandu Kurang Maksimal
Gizi.net - Kurang maksimalnya peran posyandu akibat penerapan otonomi daerah menjadi salah satu penyebab meningkatnya jumlah balita mengalami busung lapar atau gizi buruk di Indonesia.
"Sejak lima tahun terakhir ketika desentralisasi diterapkan, pos yang paling banyak dipotong adalah posyandu dan penanganan kesehatan secara sistemik di Indonesia," kata Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari kepada wartawan di Surabaya, Jumat (3/6).
Menkes mengaku tidak heran ketika muncul kasus busung lapar atau gizi buruk, karena memang pemerintah pusat sama sekali tidak mendapat laporan dari daerah, sehingga penanganan tidak bisa dilakukan secara cepat.
Dengan perubahan undang-undang otonomi daerah, kata Menkes, pemerintah pusat bisa bernafas lega, karena dimungkinkan bisa menangani soal-soal kesehatan sampai ke daerah terpencil.
"Kalau sistemnya seperti dulu, terpotong-potong maka sulit bagi pemerintah pusat memantau setiap perkembangan penyakit di daerah, setelah parah baru kita tahu. Ini persoalan pelik yang kita hadapi," ujarnya.
Meski Depkes memiliki peranan sampai ke daerah terpencil, bukan berarti mengambil peranan dinas kesehatan setempat. Hanya saja, koordinasi bisa semakin diitensifkan, penanganan bisa terkoordinasi secara sistematik.
Dalam kesempatan itu Menkes juga menjelaskan, jumlah balita yang mengalami gizi buruk di seluruh Indonesia mencapai 8 persen dari total jumlah balita di Indonesia.
"Sejak dulu memang sudah ada gizi buruk hanya saja di Nusa Tenggara Barat memang agak tinggi dibandingkan dengan daerah lain. Untungnya bisa diketahui secara cepat sehingga bisa ditangani," ujarnya.
Khusus kasus NTB, setelah dilakukan penelitian teryata banyak ibu-ibu yang tidak mengerti memberikan makanan yang baik terhadap balita.
Karena itu, lanjut Menkes, pemerintah semakin mengintensifkan peran posyandu di provinsi tersebut agar penerangan tentang memberikan makan yang baik untuk balita diketahui ibu-ibu.
Ia menambahkan, pemerintah telah menyusun program jangka pendek, menengah dan panjang untuk mengatasi gizi buruk yang ada di Indonesia.
"Dengan langkah tersebut diharapkan masalah gizi buruk tidak terjadi lagi di Indonesia. Peran serta masyarakat sangat membantu dalam menangani kasus tersebut," tambahnya. (FL/Ol-1)
KOMPONEN TUBUH DAN KEBUTUHAN OLAHRAGA
Kandungan air dalam tubuh bervariasi antara 45 % - 70 % dari bobot tubuh. Di dalam air terkandung elektrolit dan zat terlarut. Elektrolit merupakan komponen yang terdisosiasi menjadi ion dalam larutan. Sodium merupakan kation utama dalam cairan ekstrasellular, sedangkan potassium merupakan kation utama dalam cairan intrasellular (Maughan dan Murray, 2001). Konsentrasi elektrolit tubuh dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Konsentrasi elektrolit dalam tubuh
Komponen | Keringat (mmol/l) | Plasma (mmol/l) | Intrasellular (mmol/l) |
Sumber : Maughan (2001).
Kebutuhan Tubuh Saat Olahraga
Kelelahan yang terjadi selama olahraga berat disebabkan oleh berkurangnya glikogen otot (Bergstrom et al., 1967), konsentrasi gula darah (Coyle et al., 1986), dan dehidrasi (Sawka dan Pandolf, 1990). Menurut Maughan dan Murray (2001), pasokan energi yang tidak memenuhi kebutuhan atlit pada saat olahraga akan menyebabkan penurunan massa tubuh, kehilangan ja�ringan aktif, kelelahan dan proses pemulihan yang kurang sempurna. Selain itu, atlit yang mengeluarkan banyak keringat akan mengalami dehidrasi. Kebutuhan energi dapat terpenuhi dari oksidasi lemak dan karbohidrat, serta sedikit (5 %) dari pemecahan protein. Semakin tinggi intensitas olahraga akan memerlukan pasokan energi yang semakin tinggi pula, terutama pasokan energi dari karbohidrat. Karbohidrat merupakan sumber utama energi pada saat atlit melakukan olahraga yang membutuhkan 75 % aliran oksigen maksimum (VO2max). Contoh olahraga yang membutuhkan 75 % VO2max adalah lari jarak menengah dan lari marathon. Olahraga tersebut dapat menghabiskan simpanan glikogen pada otot. Pelari jarak menengah membutuhkan 100 g glikogen otot untuk diubah menjadi energi dan asam laktat dalam waktu kurang dari 2 menit, sedangkan pelari marathon membutuhkan 3 - 4 g karbohidrat per menit.
Atlit memerlukan waktu 24 hingga 48 jam untuk memulihkan simpanan glikogen pada otot dan hatinya. Laju pembentukan glikogen kembali setelah olahraga ditentukan oleh jumlah pasokan karbohidrat (Ivy, 1998).
Kehilangan keringat selama olahraga bervariasi antara 0,4 - 2,6 liter per jam tergantung individu dan jenis olahraga (Rehrer dan Burke, 1996). Kehilangan keringat menyebabkan atlit kehilangan mineral-mineral tubuh dan chlorida. Mineral-mineral tersebut adalah sodium (sebagian besar), potassium, magnesium, iron dan zinc. Sodium berfungsi untuk mengatur pH darah, keseimbangan cairan dan tekanan osmosis sehingga tidak terjadi pengerutan sel akibat perbedaan tekanan. Potassium berfungsi untuk mengatur pH, keseimbangan cairan dan tekanan osmosis pada cairan intraselluler. Magnesium berfungsi dalam relaksasi otot. Kehilangan keringat dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit tubuh (Maughan dan Murray, 2001).
Kehilangan keringat juga dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi akan mengakibatkan peningkatan suhu tubuh secara drastis (hyperthermia) sehingga mempengaruhi daya tahan atlit. Penelitian menunjukkan bahwa atlit menghentikan olahraganya pada saat suhu tubuh mencapai 39,7 � 0,15 �C (Nielsen et al., 1993).
Kehilangan keringat dapat menyebabkan kehilangan air dan mineral sehingga tekanan osmotik plasma darah akan naik sedangkan volume cairan tubuh akan turun. Peningkatan tekanan osmotik atau penurunan volume cairan tubuh dapat menyebabkan peningkatan rasa haus (Ramsay, 1989).
Menurut Leiper (1997), minuman dapat digunakan sebagai pemasok nutrient. Nutrient yang dipasok lewat cairan (minuman) akan lebih mudah diserap dibanding nutrient yang dipasok lewat padatan (makanan).
Konsumsi air putih setelah olahraga menyebabkan penurunan konsentrasi sodium dalam plasma (water intoxication). Penurunan konsentrasi ini dapat mengurangi pelepasan arginin vasopressin (antidiuretic hormone) sehingga dapat mengurangi rasa haus (sekaligus mengurangi jumlah konsumsi air) dan merangsang pengeluaran urin yang berakibat pada tertundanya proses rehidrasi (Maughan dan Murray, 2001).
Formulasi Minuman Olahraga
Menurut Maughan dan Murray (2001), formulasi minuman olahraga yang baik memiliki keunggulan sebagai berikut :
� Mendorong atlit untuk mengonsumsi cairan
� Merangsang penyerapan cairan secara cepat
� Memasok karbohidrat untuk meningkatkan performance atlit
� Menambah respon fisiologis
� Mengembalikan cairan (rehidrasi) secara cepat
Aroma dan rasa minuman yang enak dapat mendorong atlit untuk mengkonsumsi cairan. Sifat organoleptik minuman olahraga harus disesuaikan dengan respon sensori dari orang yang sedang melakukan aktifitas fisik (Maughan dan Murray, 2001).
Menurut Maughan dan Murray (2001), laju penyerapan air ke dalam aliran darah dipengaruhi oleh laju pengosongan lambung dan penyerapan air di dalam usus. Konsentrasi karbohidrat di dalam minuman olahraga berpengaruh terhadap laju pengosongan lambung. Minuman olahraga, yang mengandung 6 - 7 % karbohidrat (sukrosa, glukosa dan maltodekstrin), dapat diserap dengan cepat oleh lambung. Selain itu, karbohidrat (sukrosa dan glukosa) dapat mempercepat penyerapan sodium di dalam usus. Penggunaan fruktosa sebagai sumber karbohidrat di dalam minuman olahraga tidak dianjurkan. Hal ini dikarenakan fruktosa dapat meningkatkan resiko gastrointestinal distress (gangguan pencernaan dengan gejala : perut terasa tidak nyaman, kenyang dan kembung bahkan diare) dan terserap secara lambat. Tetapi, penggunaan fruktosa kurang dari setengah jumlah karbohidrat total masih bisa ditolelir. Osmolality minuman berpengaruh terhadap laju pe�nyerapan air di dalam usus. Osmolality minuman olahraga yang dianjurkan adalah kurang dari 400 mosm/l H2O.Minuman yang mengandung lebih dari 1,8 % karbohidrat dapat mengurangi respon dari hormon stress (adrenocorticotropic hormone, cortisol, catecholamines dan glucagons). Selain itu, karbohidrat berperan di dalam fungsi dan produksi neurotransmitter dalam otak. Hal ini akan berpengaruh terhadap psikis dan mental atlit (Burgees et al., 1991).
Rehidrasi tercapai jika kehilangan sodium dan cairan (melalui keringat) telah terganti. Sodium sebanyak 20 - 60 mmol/l (terutama 50 - 60 mmol/l) dan cairan (125 - 150 % dari keringat yang keluar) memberi efek yang menguntungkan dalam proses rehidrasi (Maughan dan Murray, 2001).
Konsentrasi dan jenis asam dapat mempengaruhi laju pengosongan ginjal. Asam dengan bobot molekul rendah dapat lebih menghambat laju pengosongan lambung dibanding asam berbobot molekul tinggi (Hunt dan Knox, 1968).
Menurut Maughan dan Murray (2001), minuman olahraga dengan kandungan gula 6% - 8 % memiliki skor hedonik yang lebih tinggi dibanding minuman olahraga dengan kandungan gula 10 %. Kandungan asam sitrat sebesar 0,2 % - 0,28 % pada minuman olahraga memiliki skor hedonik yang lebih tinggi dibanding kandungan sebesar 0,4 % - 0,5 %. Kandungan sodium sebesar 20 - 40 mmol/l pada minuman olahraga memiliki skor hedonik yang lebih tinggi dibanding kandungan sebesar 60 mmol/l.
Menurut Maughan dan Murray (2001), beberapa minuman olahraga yang beredar disuplementasi dengan bahan tertentu untuk tujuan tertentu. Tetapi, dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan tersebut tidak memberi efek yang berarti dalam meningkatkan performance atlit, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Bahan tersebut adalah : fiber, pyruvate/dihydroxyacetone, laktat, protein, branched chain amino acid (BCAA), glycine, glutamine, arginine, keto analogues, creatine, carnitine, glycerol, medium chain triglycerides, vitamin B, vitamin C, vitamin E, chromium, vanadium, oksigen, caffeine, ginseng, ciwujia, ginkgo biloba serta hydroxycitric acid.
Osmolality adalah jumlah partikel dalam larutan (Maughan dan Murray, 2001), sedangkan Dr. Graham Jones dari The Institute of Laboratory Medicine (2000) menjelaskan bahwa osmolality merupakan jumlah total partikel dalam larutan dan setara dengan jumlah molalitas dari semua senyawa terlarut. Dalam sistem biologis, molalitas (mol/kg) dan molaritas (mol/l) adalah setara karena densitas air adalah 1 kg/l, kecuali dalam kondisi khusus. Pete Smith dari The University of Liverpool (1998) mencontohkan bahwa 1 mol NaCl yang dilarutkan dalam 1 liter air, konsentrasinya menjadi 1 mol/l dengan osmolality sebesar 2 osm/l karena NaCl terdisosiasi ke dalam Na+ dan Cl- (2 partikel), sedangkan Na2SO4 yang terdisosiasi ke dalam Na+, Na+ and SO42-akan menghasilkan 3 osm/l.
KOMPONEN TUBUH DAN KEBUTUHAN OLAHRAGA
Kandungan air dalam tubuh bervariasi antara 45 % - 70 % dari bobot tubuh. Di dalam air terkandung elektrolit dan zat terlarut. Elektrolit merupakan komponen yang terdisosiasi menjadi ion dalam larutan. Sodium merupakan kation utama dalam cairan ekstrasellular, sedangkan potassium merupakan kation utama dalam cairan intrasellular (Maughan dan Murray, 2001). Konsentrasi elektrolit tubuh dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Konsentrasi elektrolit dalam tubuh
Komponen | Keringat (mmol/l) | Plasma (mmol/l) | Intrasellular (mmol/l) |
Sumber : Maughan (2001).
Kebutuhan Tubuh Saat Olahraga
Kelelahan yang terjadi selama olahraga berat disebabkan oleh berkurangnya glikogen otot (Bergstrom et al., 1967), konsentrasi gula darah (Coyle et al., 1986), dan dehidrasi (Sawka dan Pandolf, 1990). Menurut Maughan dan Murray (2001), pasokan energi yang tidak memenuhi kebutuhan atlit pada saat olahraga akan menyebabkan penurunan massa tubuh, kehilangan ja�ringan aktif, kelelahan dan proses pemulihan yang kurang sempurna. Selain itu, atlit yang mengeluarkan banyak keringat akan mengalami dehidrasi. Kebutuhan energi dapat terpenuhi dari oksidasi lemak dan karbohidrat, serta sedikit (5 %) dari pemecahan protein. Semakin tinggi intensitas olahraga akan memerlukan pasokan energi yang semakin tinggi pula, terutama pasokan energi dari karbohidrat. Karbohidrat merupakan sumber utama energi pada saat atlit melakukan olahraga yang membutuhkan 75 % aliran oksigen maksimum (VO2max). Contoh olahraga yang membutuhkan 75 % VO2max adalah lari jarak menengah dan lari marathon. Olahraga tersebut dapat menghabiskan simpanan glikogen pada otot. Pelari jarak menengah membutuhkan 100 g glikogen otot untuk diubah menjadi energi dan asam laktat dalam waktu kurang dari 2 menit, sedangkan pelari marathon membutuhkan 3 - 4 g karbohidrat per menit.
Atlit memerlukan waktu 24 hingga 48 jam untuk memulihkan simpanan glikogen pada otot dan hatinya. Laju pembentukan glikogen kembali setelah olahraga ditentukan oleh jumlah pasokan karbohidrat (Ivy, 1998).
Kehilangan keringat selama olahraga bervariasi antara 0,4 - 2,6 liter per jam tergantung individu dan jenis olahraga (Rehrer dan Burke, 1996). Kehilangan keringat menyebabkan atlit kehilangan mineral-mineral tubuh dan chlorida. Mineral-mineral tersebut adalah sodium (sebagian besar), potassium, magnesium, iron dan zinc. Sodium berfungsi untuk mengatur pH darah, keseimbangan cairan dan tekanan osmosis sehingga tidak terjadi pengerutan sel akibat perbedaan tekanan. Potassium berfungsi untuk mengatur pH, keseimbangan cairan dan tekanan osmosis pada cairan intraselluler. Magnesium berfungsi dalam relaksasi otot. Kehilangan keringat dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit tubuh (Maughan dan Murray, 2001).
Kehilangan keringat juga dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi akan mengakibatkan peningkatan suhu tubuh secara drastis (hyperthermia) sehingga mempengaruhi daya tahan atlit. Penelitian menunjukkan bahwa atlit menghentikan olahraganya pada saat suhu tubuh mencapai 39,7 � 0,15 �C (Nielsen et al., 1993).
Kehilangan keringat dapat menyebabkan kehilangan air dan mineral sehingga tekanan osmotik plasma darah akan naik sedangkan volume cairan tubuh akan turun. Peningkatan tekanan osmotik atau penurunan volume cairan tubuh dapat menyebabkan peningkatan rasa haus (Ramsay, 1989).
Menurut Leiper (1997), minuman dapat digunakan sebagai pemasok nutrient. Nutrient yang dipasok lewat cairan (minuman) akan lebih mudah diserap dibanding nutrient yang dipasok lewat padatan (makanan).
Konsumsi air putih setelah olahraga menyebabkan penurunan konsentrasi sodium dalam plasma (water intoxication). Penurunan konsentrasi ini dapat mengurangi pelepasan arginin vasopressin (antidiuretic hormone) sehingga dapat mengurangi rasa haus (sekaligus mengurangi jumlah konsumsi air) dan merangsang pengeluaran urin yang berakibat pada tertundanya proses rehidrasi (Maughan dan Murray, 2001).
Formulasi Minuman Olahraga
Menurut Maughan dan Murray (2001), formulasi minuman olahraga yang baik memiliki keunggulan sebagai berikut :
� Mendorong atlit untuk mengonsumsi cairan
� Merangsang penyerapan cairan secara cepat
� Memasok karbohidrat untuk meningkatkan performance atlit
� Menambah respon fisiologis
� Mengembalikan cairan (rehidrasi) secara cepat
Aroma dan rasa minuman yang enak dapat mendorong atlit untuk mengkonsumsi cairan. Sifat organoleptik minuman olahraga harus disesuaikan dengan respon sensori dari orang yang sedang melakukan aktifitas fisik (Maughan dan Murray, 2001).
Menurut Maughan dan Murray (2001), laju penyerapan air ke dalam aliran darah dipengaruhi oleh laju pengosongan lambung dan penyerapan air di dalam usus. Konsentrasi karbohidrat di dalam minuman olahraga berpengaruh terhadap laju pengosongan lambung. Minuman olahraga, yang mengandung 6 - 7 % karbohidrat (sukrosa, glukosa dan maltodekstrin), dapat diserap dengan cepat oleh lambung. Selain itu, karbohidrat (sukrosa dan glukosa) dapat mempercepat penyerapan sodium di dalam usus. Penggunaan fruktosa sebagai sumber karbohidrat di dalam minuman olahraga tidak dianjurkan. Hal ini dikarenakan fruktosa dapat meningkatkan resiko gastrointestinal distress (gangguan pencernaan dengan gejala : perut terasa tidak nyaman, kenyang dan kembung bahkan diare) dan terserap secara lambat. Tetapi, penggunaan fruktosa kurang dari setengah jumlah karbohidrat total masih bisa ditolelir. Osmolality minuman berpengaruh terhadap laju pe�nyerapan air di dalam usus. Osmolality minuman olahraga yang dianjurkan adalah kurang dari 400 mosm/l H2O.Minuman yang mengandung lebih dari 1,8 % karbohidrat dapat mengurangi respon dari hormon stress (adrenocorticotropic hormone, cortisol, catecholamines dan glucagons). Selain itu, karbohidrat berperan di dalam fungsi dan produksi neurotransmitter dalam otak. Hal ini akan berpengaruh terhadap psikis dan mental atlit (Burgees et al., 1991).
Rehidrasi tercapai jika kehilangan sodium dan cairan (melalui keringat) telah terganti. Sodium sebanyak 20 - 60 mmol/l (terutama 50 - 60 mmol/l) dan cairan (125 - 150 % dari keringat yang keluar) memberi efek yang menguntungkan dalam proses rehidrasi (Maughan dan Murray, 2001).
Konsentrasi dan jenis asam dapat mempengaruhi laju pengosongan ginjal. Asam dengan bobot molekul rendah dapat lebih menghambat laju pengosongan lambung dibanding asam berbobot molekul tinggi (Hunt dan Knox, 1968).
Menurut Maughan dan Murray (2001), minuman olahraga dengan kandungan gula 6% - 8 % memiliki skor hedonik yang lebih tinggi dibanding minuman olahraga dengan kandungan gula 10 %. Kandungan asam sitrat sebesar 0,2 % - 0,28 % pada minuman olahraga memiliki skor hedonik yang lebih tinggi dibanding kandungan sebesar 0,4 % - 0,5 %. Kandungan sodium sebesar 20 - 40 mmol/l pada minuman olahraga memiliki skor hedonik yang lebih tinggi dibanding kandungan sebesar 60 mmol/l.
Menurut Maughan dan Murray (2001), beberapa minuman olahraga yang beredar disuplementasi dengan bahan tertentu untuk tujuan tertentu. Tetapi, dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan tersebut tidak memberi efek yang berarti dalam meningkatkan performance atlit, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Bahan tersebut adalah : fiber, pyruvate/dihydroxyacetone, laktat, protein, branched chain amino acid (BCAA), glycine, glutamine, arginine, keto analogues, creatine, carnitine, glycerol, medium chain triglycerides, vitamin B, vitamin C, vitamin E, chromium, vanadium, oksigen, caffeine, ginseng, ciwujia, ginkgo biloba serta hydroxycitric acid.
Osmolality adalah jumlah partikel dalam larutan (Maughan dan Murray, 2001), sedangkan Dr. Graham Jones dari The Institute of Laboratory Medicine (2000) menjelaskan bahwa osmolality merupakan jumlah total partikel dalam larutan dan setara dengan jumlah molalitas dari semua senyawa terlarut. Dalam sistem biologis, molalitas (mol/kg) dan molaritas (mol/l) adalah setara karena densitas air adalah 1 kg/l, kecuali dalam kondisi khusus. Pete Smith dari The University of Liverpool (1998) mencontohkan bahwa 1 mol NaCl yang dilarutkan dalam 1 liter air, konsentrasinya menjadi 1 mol/l dengan osmolality sebesar 2 osm/l karena NaCl terdisosiasi ke dalam Na+ dan Cl- (2 partikel), sedangkan Na2SO4 yang terdisosiasi ke dalam Na+, Na+ and SO42-akan menghasilkan 3 osm/l.