oleh sahabat imam
Permasalahan generasi muda saat ini yaitu kurangnya minat untuk melesatarikan kebudayaan bangsa. Kebanyakan dari pemuda saat ini telah dipengaruhi oleh kebudayaan asing. Sikap dari generasi muda yang telah menjadi budaya yaitu copy paste ( meniru secara keseluruhan ). Hal ini juga dilakukan dalam meniru kebudayaan asing. Kebanyakan dari generasi muda kita langsung meniru secara keseluruhan tanpa memilah terlebih dahulu yang baik dan yang buruk. Ironisnya kebudayaan asing yang dituru kebanyakan yang negatif dari pada yang positif. Pakain yang buka-bukaan adalah salah satu contoh kebudayaan asing yang negatif yang dicopi paste oleh mereka. Dan saat ini telah banyak dari generasi muda kita memakai pakaian model buka-bukaan. Hal-hal semacam ini sering kita jumpai di mall-mall, bis kota, super markt dan tempat umum lainnya.Tradisi semacam ini tidak boleh dikembangkan di negara kita. Sebab apabila taradisi ini terus berkembang itu akan membawa dampak buruk bagi kelestarian budaya bangsa. Bisa kita bayangkan kalau hal-hal semacam itu terus dilestarikan maka lama kelamaan kebudasyaan asli indonesia tidak akan kita jumpai lagi. Pemuda kita saat ini lebih senang mamakai pakaian dari luar negri dari pada mamakai batik yang taleh menjadi ciri kebudayaan indonesia, dan lebih senang dugem kediscotik dari pada melestarikan reok atau jenis lainnya yang menjadi khas kebudayaan sendiri. Jangan salahkan siapapun jika suatu saat kebudayaan asli Indonesia di akui sebagai kebudayaan bangsa lain. Tapi salahkan lah diri kita sendiri yang terlalu banyak mengikuti kebudayaan asing dan melupakan kebudayaan sendiri yang menjadi warisan dari nenek moyang kita.
Sesungguhnya generasi muda kita telah salah tanggap. Mereka mengira kalau kebudayaan asing itu lebih baik dari kebudayaan sendiri. Satu contoh pakaian buka-bukaan yang menjadi trand saat ini, banyak tanggapan kalau tidak memakai pakaian yang buka-bukaan tidak dianggap gaul dan dianggap ketinggalan jaman. Padahal merekalah yang ketinggalan jaman, jika pakaian buka-bukaan dijadiakan tolak ukur untuk menjadi gaul maka mereka kurang gaul dari orang-orang Irian jaya dan papua yang hanya mengenakan daunan dan koteka saja.